Jumat, 04 Januari 2013
perkembangan komunikasi
Perkembangan Komunikasi
Pada zaman modern ini sering kali kita jumpai berbagai macam perkembangan teknologi komunikasi baik itu dari media cetak seperti majalah, tabloid dan lain-lain serta dari media elektronik seperti televisi, radio, internet dan lain-lain tapi semua perkembangan teknologi yang kita dapat sekarang hanya merupakan pengembangan dari yang sebelumnya atau kita hanya mengembangakan apa yang telah diciptakan oleh manusia pada masa lampau.
Pengertian dari komunikasi itu sendiri adalah suatu proses penyampaian pesan oleh seseorang kepada orang lain. Tujuan dari komunikasi adalah untuk menginformasikan, mempersuasi dan mempengaruhi orang lain dan pada umumnya komunikasi dilakukan dengan menggunakan bahasa lisan dan dalam keadaan face to face. Penyampaian pesan dalam komunikasi dapat disampaikan dalam dua bentuk yaitu verbal dan nonverbal.
Menurut Mac luhan dalam teorinya Technological Determinism ia membagi perkembangan teknologi komunikasi kedalam empat periodesasi yaitu tribal age, literate age, print age dan electroni age. Menurut Everett M. Roger perkembangan teknologi komunikasi juga terbagi kedalam empat fase/era yaitu era komunikasi tulisan, era komunikasi cetak, era telekomunikasi dan era komunikasi interaktif dan kali ini saya akan lebih menekankan pada era komunikasi tulisan. Era komunikasi tulisan atau writing era ini telah digunakan dan dipelopori oleh orang-orang sumeria dan perkembangan writing era ini juga didukung oleh penemuan mesin cetak oleh Gutenberg.
Manusia pada zaman prasejarah pun sudah dapat memulai proses komunikasi hanya saja proses komunikasi tersebut masih kaku dan sangat sederhana karena mereka hanya menggambar digoa-goa(cave painting) untuk mengekspresikan diri mereka dan menggambarkan suatu hal. Manusia yang hidup pada zaman primitif atau prasejarah cenderung melakukan komunikasi dengan menggunakan telinga, sentuhan dan saling membaui satu sama lain jadi pada zaman primitif ini “hearing is believing”. Jadi mendengarkan, bersentuhan dan membaui lebih dominan dibandingkan dengan visualisasi.
Perkembangan teknologi pada zaman prasejarah terbagi menjadi empat tahapan yaitu tahap memori aiding stage, tahap pictorial era periode, tahap ideographic stage dan tahap phonetic stage.
Tahap Memori Aiding Stage, pada tahap ini manusia masih bersikap primitif dan mereka umumnya tinggal digua-gua dan kehidupannya pun bersifat nomaden. Mereka menggantungkan kehidupan mereka pada alam. Mereka masih belum mengenal sistem bercocok tanam ataupun berburu binatang. Komunikasi yang terjadi pada tahap ini adalah komunikasi dengan menggunakan body language atau bahasa isyarat karena mereka belum mengetahui teknologi komunikasi yang lain pada tahap ini. Umumnya komunikasi ini terjadi hanya dalam kelompok saja(inter kelompok).
Tahap Pictorial Era Periode. Pada tahap ini kehidupan dan sistem komunikasi mereka mengalami kemajuan dibandingkan dengan pada tahap sebelumnya karena komunikasi yang dilakukan tidak hanya sebatas dalam kelompoknya tapi juga telah menyebar pada kelompok-kelompok yang lain walaupun masih sederhana tapi mereka sudah mengenal sistem bercocok tanam, hidup bermasyarakat dan berburu binatang. Diperkirakan oleh para ahli bhawa pada tahap ini masyarakatnya sudah mulai mengenal bahasa verbal atau bahasa ucap walaupun masih dalam bentuk yang sederhana. Kemajuan lainnya yang dicapai oleh masyarakat pada tahap ini adalah dengan ditemukannya penciptaan dan penggunaan lambang-lambang visual sebagai alat bantu proses komunikasi. Alat bantu visual tadi berupa gambar-gambar yang terdapat pada dinding gua. Semua gambar yang terdapat pada dinding gua tersebut menurut analisa ahli arkeologi berasal dari zaman paleolitikum sehingga pada tahap ini manusia selain dapat berkomunikasi secara verbal tapi juga dapat berkomunikasi dengan memformulasikan pesan-pesan yang ingin disampaikan dalam bentuk gambar. Gambar atau lukisan inilah yang disebut dengan pictogram.
Tahap Ideographic Stage. Pada tahap ini khususanya dalam bidang komunikasi antar manusia selngkah lebih maju dibandingkan dengan pada tahap sebelumnya. Pada tahap ini dalam sistem hidup bermasyarakat mulai teratur karena mereaka sudah mulai mengenl sistem bangunan, pertanian, pengairan dan komunikasi yang baik dan benar. Jika pada tahap sebelumnya binatang digambarkan sebagai simbol visual lain halnya dengan tahap ini, pada tahap ini orang-orang memformulasikan huruf sebagai simbol visual mereka. Huruf-huruf sebagai alat bantu komunikasi itulah yang disebut dengan ideogram dan pada tahap ini manusia juga telah memiliki peradaban dan kebudayaan yang tinggi selain itu pada tahap ini manusia juga sudah dapat menggunakan bahasa lisan sebagat alat bantu dalam komunikasi secara sempurna.
Tahap Phonetic. Tahap ini ditandai dengan penggunaan dan perkembangan alat bantu komunikasi yang semakin baik dalam kehidupan manusia karena pada tahap ini manusia mulai menyusun abjad huruf yang kita kenal dan gunakan sampai sekarang. Seiring dengan perkembangan zaman maka abjad itu menjadi sebuah alphabet. Selain ditemukannya alphabet juga ditemukan sistem komunikasi yang baru yaitu Acta Diurna yang diperkenalkan oleh Yulius Caesar pada 100-44 SM. Acta Diurna adalah sebuah papan tempel yang berisi berbagi informasi-informasi yang ditempelkan ditengah alun-alun kota yang saat ini lebih kita kenal dengan mading, iklan atau poster yang bertujuan untuk menginformasi sekaligus mempersuasi dan mempengaruh orang yang melihatnya.
Di China perkembangan komunikasi tulisan ini ditemukan pada berbagai macam tulisan kaligarafi China dan menemukan sistem untuk mencetak tulisan tersebut dalam buku sedangkan di Korea menemukan sistem untuk mencetak tulisan atau huruf-huruf tersebut kedalam logam.
Perkembangan teknologi tulisan ini semakin berkembang karena didukung dengan berbagai penemuan mesin cetak yang semakin lama semakin canggih. Sampai sekarang tulisan juga masih berfungsi sebagai salah satu sarana untuk berkomunikasi contoh tulisan yang terdapat pada majalah, koran, internet dll untuk mengkomunikasikan sesuatu dan tanpa adanya tulisan proses komunikasi itu tidak akan terwujud atau contoh konkretnya seperti poster jika poster tidak memiliki tulisan yang berfungsi sebagai isi dari poster tersebut maka poster itu juga tidak akan memiliki daya tarik untuk mempersusasi dan mempengaruhi orang lain yang melihatnya karena yang terpenting dalam poster adalah tulisan/teks(isi), gambar/logo(background) dan judul dari poster itu sendiri. Jika poster tidak memperhatikan unsur-unsur tersebut maka poster tidak akan memiliki exposure apa-apa.
Konsep komunikasinya seperti konsep komunkasi menurut Laswell yaitu “Who Says What In Which Channel To Whom With What Effect?”contoh: tulisan mengenai kasus suap Angelina Sondakh yang disebarkan kepada masyarakat melalui channel/media cetak(majalah, koran dll) dan setelah masyarakat membacanya maka masyarakat mulai menunjukkan bahwa mereka pro atau contra terhadap kasus tersebut.
Tulisan atau literatur ini sangat berperan dalam proses komunikasi contoh konkretnya bagi orang-orang yang tunawicara tidak dapat berkomunikasi secara lisan namun mereka mampu mengungkapkannya dalam bentuk tulisan sehingga orang lain pun dapat memahami dan berkomunikasi dengan mereka.
Jadi kesimpulannya, tulisan itu berfungsi/berperan sebagai salah satu media untuk berkomunikasi baik itu melalui media cetak ataupun elektronik. Tulisan ini juga mengalami banyak perubahan dari zaman masyarkat prasejarah hingga masyarakat zaman modern.
pengertian jenis dan pengawasan
Pengawasan adalah proses dalam menetapkan ukuran
kinerja dan pengambilan tindakan yang dapat mendukung pencapaian hasil yang
diharapkan sesuai dengan kinerja yang telah ditetapkan tersebut. Controlling is the process of measuring
performance and taking action to ensure desired results. Pengawasan adalah
proses untuk memastikan bahwa segala aktifitas yang terlaksana sesuai dengan
apa yang telah direncanakan . The process
of ensuring that actual activities conform the planned activities.
Menurut Winardi “Pengawasan adalah semua aktivitas
yang dilaksanakan oleh pihak manajer dalam upaya memastikan bahwa hasil aktual
sesuai dengan hasil yang direncanakan”. Sedangkan menurut Basu Swasta “Pengawasan merupakan fungsi yang menjamin
bahwa kegiatan-kegiatan dapat memberikan hasil seperti yang diinginkan”.
Sedangkan menurut Komaruddin “Pengawasan adalah berhubungan dengan perbandingan
antara pelaksana aktual rencana, dan awal Unk langkah perbaikan terhadap
penyimpangan dan rencana yang berarti”.
Pengawasan adalah suatu upaya yang sistematik untuk
menetapkan kinerja standar pada perencanaan untuk merancang sistem umpan balik
informasi, untuk membandingkan kinerja aktual dengan standar yang telah ditentukan,
untuk menetapkan apakah telah terjadi suatu penyimpangan tersebut, serta untuk
mengambil tindakan perbaikan yang diperlukan untuk menjamin bahwa semua sumber
daya perusahaan atau pemerintahan telah digunakan seefektif dan seefisien
mungkin guna mencapai tujuan perusahaan atau pemerintahan. Dari beberapa
pendapat tersebut diatas dapat ditarik kesimpulan bahwa pengawasan merupakan
hal penting dalam menjalankan suatu perencanaan. Dengan adanya pengawasan maka
perencanaan yang diharapkan oleh manajemen dapat terpenuhi dan berjalan dengan
baik.
Pengawasan
pada dasarnya diarahkan sepenuhnya untuk menghindari adanya kemungkinan
penyelewengan atau penyimpangan atas tujuan yang akan dicapai. melalui
pengawasan diharapkan dapat membantu melaksanakan kebijakan yang telah
ditetapkan untuk mencapai tujuan yang telah direncanakan secara efektif dan
efisien. Bahkan, melalui pengawasan tercipta suatu aktivitas yang berkaitan
erat dengan penentuan atau evaluasi mengenai sejauhmana pelaksanaan kerja sudah
dilaksanakan. Pengawasan juga dapat mendeteksi sejauhmana kebijakan pimpinan
dijalankan dan sampai sejauhmana penyimpangan yang terjadi dalam pelaksanaan
kerja tersebut.
Konsep
pengawasan demikian sebenarnya menunjukkan pengawasan merupakan bagian dari
fungsi manajemen, di mana pengawasan dianggap sebagai bentuk pemeriksaan atau
pengontrolan dari pihak yang lebih atas kepada pihak di bawahnya.” Dalam ilmu
manajemen, pengawasan ditempatkan sebagai tahapan terakhir dari fungsi
manajemen. Dari segi manajerial, pengawasan mengandung makna pula sebagai:
“pengamatan atas pelaksanaan seluruh kegiatan
unit organisasi yang diperiksa untuk menjamin agar seluruh pekerjaan yang
sedang dilaksanakan sesuai dengan rencana dan peraturan.”
atau
“suatu usaha agar suatu pekerjaan dapat
dilaksanakan sesuai dengan rencana yang telah ditentukan, dan dengan adanya
pengawasan dapat memperkecil timbulnya hambatan, sedangkan hambatan yang telah
terjadi dapat segera diketahui yang kemudian dapat dilakukan tindakan
perbaikannya.”
Sementara
itu, dari segi hukum administrasi negara, pengawasan dimaknai sebagai
“proses kegiatan yang membandingkan apa yang
dijalankan, dilaksanakan, atau diselenggarakan itu dengan apa yang dikehendaki,
direncanakan, atau diperintahkan.”
Hasil
pengawasan ini harus dapat menunjukkan sampai di mana terdapat kecocokan dan
ketidakcocokan dan menemukan penyebab ketidakcocokan yang muncul. Dalam konteks
membangun manajemen pemerintahan publik yang bercirikan good governance (tata
kelola pemerintahan yang baik), pengawasan merupakan aspek penting untuk
menjaga fungsi pemerintahan berjalan sebagaimana mestinya. Dalam konteks ini,
pengawasan menjadi sama pentingnya dengan penerapan good governance itu sendiri.
Dalam
kaitannya dengan akuntabilitas publik, pengawasan merupakan salah satu cara
untuk membangun dan menjaga legitimasi warga masyarakat terhadap kinerja
pemerintahan dengan menciptakan suatu sistem pengawasan yang efektif, baik
pengawasan intern (internal control)
maupun pengawasan ekstern (external
control). Di samping mendorong adanya pengawasan masyarakat (social control).
Sasaran
pengawasan adalah temuan yang menyatakan terjadinya penyimpangan atas rencana
atau target. Sementara itu, tindakan yang dapat dilakukan adalah:
a. mengarahkan atau merekomendasikan
perbaikan;
b. menyarankan agar ditekan adanya
pemborosan;
c. mengoptimalkan pekerjaan untuk
mencapai sasaran rencana.
Pada
dasarnya ada beberapa jenis pengawasan yang dapat dilakukan, yaitu:
1. Pengawasan Intern dan
Ekstern
Pengawasan intern adalah pengawasan yang dilakukan
oleh orang atau badan yang ada di dalam lingkungan unit organisasi yang
bersangkutan.” Pengawasan dalam bentuk ini dapat dilakukan dengan cara
pengawasan atasan langsung atau pengawasan melekat (built in control) atau pengawasan yang dilakukan secara rutin oleh
inspektorat jenderal pada setiap kementerian dan inspektorat wilayah untuk
setiap daerah yang ada di Indonesia, dengan menempatkannya di bawah pengawasan
Kementerian Dalam Negeri.
Pengawasan ekstern adalah pemeriksaan yang dilakukan
oleh unit pengawasan yang berada di luar unit organisasi yang diawasi. Dalam
hal ini di Indonesia adalah Badan Pemeriksa Keuangan (BPK), yang merupakan
lembaga tinggi negara yang terlepas dari pengaruh kekuasaan manapun. Dalam
menjalankan tugasnya, BPK tidak mengabaikan hasil laporan pemeriksaan aparat
pengawasan intern pemerintah, sehingga sudah sepantasnya di antara keduanya
perlu terwujud harmonisasi dalam proses pengawasan keuangan negara. Proses
harmonisasi demikian tidak mengurangi independensi BPK untuk tidak memihak dan
menilai secara obyektif aktivitas pemerintah.
2. Pengawasan Preventif
dan Represif
Pengawasan preventif lebih dimaksudkan sebagai,
“pengawasan yang dilakukan terhadap suatu kegiatan sebelum kegiatan itu
dilaksanakan, sehingga dapat mencegah terjadinya penyimpangan.” Lazimnya,
pengawasan ini dilakukan pemerintah dengan maksud untuk menghindari adanya
penyimpangan pelaksanaan keuangan negara yang akan membebankan dan merugikan
negara lebih besar. Di sisi lain, pengawasan ini juga dimaksudkan agar sistem
pelaksanaan anggaran dapat berjalan sebagaimana yang dikehendaki. Pengawasan
preventif akan lebih bermanfaat dan bermakna jika dilakukan oleh atasan
langsung, sehingga penyimpangan yang kemungkinan dilakukan akan terdeteksi
lebih awal.
Di sisi lain, pengawasan represif adalah “pengawasan
yang dilakukan terhadap suatu kegiatan setelah kegiatan itu dilakukan.”
Pengawasan model ini lazimnya dilakukan pada akhir tahun anggaran, di mana
anggaran yang telah ditentukan kemudian disampaikan laporannya. Setelah itu,
dilakukan pemeriksaan dan pengawasannya untuk mengetahui kemungkinan terjadinya
penyimpangan.
3. Pengawasan Aktif dan
Pasif
Pengawasan dekat (aktif) dilakukan sebagai bentuk
“pengawasan yang dilaksanakan di tempat kegiatan yang bersangkutan.” Hal ini
berbeda dengan pengawasan jauh (pasif) yang melakukan pengawasan melalui
“penelitian dan pengujian terhadap surat-surat pertanggung jawaban yang
disertai dengan bukti-bukti penerimaan dan pengeluaran.” Di sisi lain,
pengawasan berdasarkan pemeriksaan kebenaran formil menurut hak (rechmatigheid) adalah “pemeriksaan
terhadap pengeluaran apakah telah sesuai dengan peraturan, tidak kadaluarsa,
dan hak itu terbukti kebenarannya.” Sementara, hak berdasarkan pemeriksaan
kebenaran materil mengenai maksud tujuan pengeluaran (doelmatigheid) adalah “pemeriksaan terhadap pengeluaran apakah
telah memenuhi prinsip ekonomi, yaitu pengeluaran tersebut diperlukan dan beban
biaya yang serendah mungkin.”
4. Pengawasan kebenaran
formil menurut hak (rechtimatigheid)
dan pemeriksaan kebenaran materiil mengenai maksud tujuan pengeluaran (doelmatigheid).
Dalam
kaitannya dengan penyelenggaraan negara, pengawasan ditujukan untuk menghindari
terjadinya “korupsi, penyelewengan, dan pemborosan anggaran negara yang tertuju
pada aparatur atau pegawai negeri.” Dengan dijalankannya pengawasan tersebut
diharapkan pengelolaan dan pertanggung jawaban anggaran dan kebijakan negara
dapat berjalan sebagaimana direncanakan.
pengertian komunikasi, komunikasi informal dan jaringan komunikasi
1.jelaskan pengertian komunikasi,komunikasi
informal, dan jaringan komunikasi
jawab:
pengertian komunikasi :
adalah penjabaran tentang arti istilah komunikasi
berdasarkan pencetusnya. Artikel ini berisi daftar definisi komunikasi.
Menurut Onong Uchjana Effendy komunikasi adalah
proses penyampaian pesan oleh seseorang kepada orang lain untuk memberitahu,
mengubah sikap, pendapat, atau perilaku, baik secara lisan (langsung) ataupun
tidak langsung (melalui media)
Analisis Pengertian Komunikasi Dan 5 (Lima) Unsur
Komunikasi Menurut Harold Lasswell Sat, 10/11/2007 - 6:54pm — Rejals Analisis
Definisi Komunikasi Menurut Harold Lasswell
Komunikasi pada dasarnya merupakan suatu proses yang
menjelaskan siapa? mengatakan apa? dengan saluran apa? kepada siapa? dengan
akibat atau hasil apa? (who? says what? in which channel? to whom? with what
effect?). (Lasswell 1960).
Analisis 5 unsur menurut Lasswell (1960):
1. Who? (siapa/sumber). Sumber/komunikator adalah
pelaku utama/pihak yang mempunyai kebutuhan untuk berkomunikasi atau yang
memulai suatu komunikasi,bisa seorang individu,kelompok,organisasi,maupun suatu
negara sebagai komunikator.
2. Says What? (pesan). Apa yang akan
disampaikan/dikomunikasikan kepada penerima(komunikan),dari
sumber(komunikator)atau isi informasi.Merupakan seperangkat symbol verbal/non
verbal yang mewakili perasaan,nilai,gagasan/maksud sumber tadi. Ada 3 komponen
pesan yaitu makna,symbol untuk menyampaikan makna,dan bentuk/organisasi pesan.
3. In Which Channel? (saluran/media). Wahana/alat
untuk menyampaikan pesan dari komunikator(sumber) kepada komunikan(penerima)
baik secara langsung(tatap muka),maupun tidak langsung(melalui media
cetak/elektronik dll).
4. To Whom? (untuk siapa/penerima).
Orang/kelompok/organisasi/suatu negara yang menerima pesan dari sumber.Disebut
tujuan(destination)/pendengar(listener)/khalayak(audience)/komunikan/penafsir/penyandi
balik(decoder).
5. With What Effect? (dampak/efek). Dampak/efek yang
terjadi pada komunikan(penerima) setelah menerima pesan dari sumber,seperti
perubahan sikap,bertambahnya pengetahuan, dll.
Contoh: Komunikasi antara guru dengan muridnya. Guru
sebagai komunikator harus memiliki pesan yang jelas yang akan disampaikan
kepada murid atau komunikan.Setelah itu guru juga harus menentukan saluran
untuk berkomunikasi baik secara langsung(tatap muka) atau tidak
langsung(media).Setelah itu guru harus menyesuaikan topic/diri/tema yang sesuai
dengan umur si komunikan,juga harus menentukan tujuan komunikasi/maksud dari
pesan agar terjadi dampak/effect pada diri komunikan sesuai dengan yang
diinginkan.
Kesimpulan: Komunikasi adalah pesan yang disampaikan
kepada komunikan(penerima) dari komunikator(sumber) melalui saluran-saluran
tertentu baik secara langsung/tidak langsung
> pengertian komunikasi informal :
Pengertian komunikasi informal adalah komunikasi
antara orang yang ada dalam suatu organisasi , akan tetapi tidak direncanakan
atau tidak ditentukan dalam struktur organisasi . Fungsi komunikasi informal
adalah untuk memelihara hubungan sosial persahabatan kelompok informal ,
penyebaran informasi yang bersifat pribadi dan privat seperti isu , gossip ,
atau rumor . Tentang komunikasi informal sebaiknya tidak dilakukan berdasarkan
informasi yang masih belum jelas dan tidak akurat , carilah sumber informasi
yang dapat dipercaya , selalu gunakan akal sehat dan bertindak berdasarkan
pikiran yang positif .
>pengertian jaringan komunikasi:
De Vito (1997), mendefinisikan jaringan komunikasi
sebagai suatu saluran atau jalan tertentu yang digunakan untuk meneruskan pesan
dari satu orang ke orang lain. Kemudian Gonzales dalam Jahi (1993) mengatakan
bahwa hubungan siapa dengan siapa dapat diilustrasikan dalam sebuah sosiogram
yang berguna untuk menelusuri jaringan informasi ataupun difusi suatu inovasi.
2.jelaskan pengertian pengawasan dan tipe
pengawasan?
jawab:
>pengertian pengawasan :
Pengawasan adalah proses dalam menetapkan ukuran
kinerja dan pengambilan tindakan yang dapat mendukung pencapaian hasil yang
diharapkan sesuai dengan kinerja yang telah ditetapkan tersebut. Controlling is
the process of measuring performance and taking action to ensure desired
results. Pengawasan adalah proses untuk memastikan bahwa segala aktifitas yang
terlaksana sesuai dengan apa yang telah direncanakan . The process of ensuring
that actual activities conform the planned activities.
Menurut Winardi “Pengawasan adalah semua aktivitas
yang dilaksanakan oleh pihak manajer dalam upaya memastikan bahwa hasil aktual
sesuai dengan hasil yang direncanakan”. Sedangkan menurut Basu Swasta “Pengawasan merupakan fungsi yang menjamin
bahwa kegiatan-kegiatan dapat memberikan hasil seperti yang diinginkan”. Sedangkan
menurut Komaruddin “Pengawasan adalah berhubungan dengan perbandingan antara
pelaksana aktual rencana, dan awal Unk langkah perbaikan terhadap penyimpangan
dan rencana yang berarti”.
> tipe pengawasan :
Tipe pengawasan menjadi tiga tipe dasar, yaitu
preliminary control, concurrent control dan feedback control. Ketiga hal
tersebut digambarkan sebagai berikut:
Pengawasan pendahuluan (preliminary control).
Memusatkan perhatian pada masalah mencegah timbulnya deviasi?deviasi pada
kualitas serta kuantitas sumber?sumber daya yang digunakan pada
organisasi?organisasi. Sumber?sumber daya ini harus memenuhi syarat?syarat
pekerjaan yang ditetapkan oleh struktur organisasi yang bersangkutan. Para
pegawai atau karyawan perlu memiliki kemampuan, baik kemampuan fisik ataupun
kemampuan intelektual untuk melaksanakan tugas?tugas yang dibebankan kepada
mereka. Bahan?bahan yang akan digunakan harus memenuhi kualitas tertentu dan
mereka harus tersedia pada waktu dan tempat yang tepat. Di samping itu, modal
harus pula tersedia agar dapat dicapai suplai peralatan serta mesin?mesin yang
diperlukan. Akhirnya sumber-sumber daya finansial harus pula tersedia dalam
jumlah dan waktu yang tepat.
Pengawasan pada saat pekerjaan berlangsung
(concurrent control). Memonitor pekerjaan yang berlangsung guna memastikan
bahwa sasaran?sasaran telah dicapai. Alat prinsip dengan apa pengawasan dapat
dilaksanakan adalah aktivitas para manajer yang memberikan pengarahan atau yang
melaksanakan supervisi.
Pengawasan feedback (feedback control). Memusatkan
perhatian pada hasil?hasil akhir. Tindakan korektif ditujukan ke arah proses
pembelian sumber daya atau operasi?operasi aktual. Tipe pengawasan ini mencapai
namanya dari fakta bahwa hasil?hasil historikal mempengaruhi tindakan?tindakan
masa mendatang.
Selain itu terdapat tiga tipe pengawasan lainnya,
antara lain:
Pre
control. Control that takes place before work is performed is called pre
control, or feed?forward control. Managers using this type of control create
policies, procedures, and rules aimed at eliminating behavior that will cause
undesirable work results … In sum, pre control focuses on eliminating
predicted problems.
Concurrent
Control. Control that takes place as work is being performed is called
concurrent control. It relates not only to employee performance, but also to
such non human areas as equipment performance and department appearance
Feedback
Control. Control that concentrates on past organizational performance is called
feedback control. Managers exercising
this type of control are attempting to take corrective action by looking at
organizational history over a specified time period
3.perubahan dan pengembangan organisasi
jawab:
Perubahan Dan Pengembangan Organisasi
Manajer senatiasa mengantisipasi perubahan-perubahan
dalam lingkungan yang akan mensyaratkan penyesuaian-penyesuaian disain
organisasi diwaktu yang akan datang. Perubahan-perubahan dalam lingkungan
organisasi dapat disebabkan oleh kekuatan internal dan kekuatan eksternal.
Berbagai kekuatan eksternal dapat menekan organisasi untuk mengubah tujuan,
struktur dan operasinya. Sedangkan perubahan dari faktor seperti tujuan,
kebijakan manajer, sikap karyawan, strategi dan teknologi baru juga dapat
merubah organisasi.
Langganan:
Postingan (Atom)