Minggu, 17 November 2013

alenia

Pengertian alinea (paragraf) Paragraf adalah suatu bagian dari bab pada sebuah karangan atau karya ilmiah yang mana cara penulisannya harus dimulai dengan baris baru. Paragraf dikenal juga dengan nama lain alinea. Paragraf dibuat dengan membuat kata pertama pada baris pertama masuk ke dalam (geser ke sebelah kanan) beberapa ketukan atau spasi. Demikian pula dengan paragraf berikutnya mengikuti penyajian seperti paragraf pertama.Ada berbagai macam paragraf diantaranya : Paragraf Campuran adalah paragraf yang dimulai dengan mengemukakan persoalan pokok atau kalimat topik kemudian diikuti kalimat-kalimat penjelas dan diakhiri dengan kalimat topik.Kalimat topik yang ada pada akhir paragraf merupakan penegasan dari awal paragraf. Contoh: Dalam kehidupan sehari-hari manusia tidak dapat dilepaskan dari komunikasi. Kegiatan apa pun yang dilakukan manusia pasti menggunakan sarana komunikasi, baik sarana komunikasi yang sederhana maupun yang modern. Kebudayaan dan peradaban manusia tidak akan bisa maju seperti sekarang ini tanpa adanya sarana komunikasi. Paragraf Deskriptif/Naratif/Menyebar adalah paragraf yang tidak memiliki kalimat utama. Pikiran utamanya menyebar pada seluruh paragraf atau tersirat pada kalimat-kalimat penjelas. Contoh: Di pinggir jalan banyak orang berjualan kue dan minuman. Harganya murah-murah, Sayang banyak lalat karena tidak jauh dari tempat itu ada tumpukan sampah busuk. Dari sampah, lalat terbang dan hinggap di kue dan minuman. Orang yang makan tidak merasa terganggu oleh lalat itu. Enak saja makan dan minum sambil beristirahat dan berkelakar. Jenis Alinea berdasarkan letak ide pokoknya Paragraf deduktif adalah paragraf yang dimulai dengan mengemukakan persoalan pokok atau kalimat topik kemudian diikuti dengan kalimat-kalimat penjelas. Contoh: Kemauannya sulit untuk diikuti. Dalam rapat sebelumnya sudah diputuskan bahwa dana itu harus disimpan dulu. Para peserta sudah menyepakati hal itu. Akan tetapi, hari ini ia memaksa menggunakannya membuka usaha baru. Paragraf Induktif adalah paragraf yang dimulai dengan mengemukakan penjelasan-penjelasan kemudian diakhiri dengan kalimat topik. Paragraf induktif dapat dibagi ke dalam tiga jenis, yaitu generalisasi, analogi, dan kausalitas. ♦ Generalisasi adalah pola pengembangan paragraf yang menggunakan beberapa fakta khusus untuk mendapatkan kesimpulan yang bersifat umum. Contoh: Setelah karangan anak-anak kelas tiga diperiksa, ternyata Ali, Toto, Alex, dan Burhan, mendapat nilai delapan. Anak-anak yang lain mendapat nilai tujuh. Hanya Maman yang enam dan tidak seorang pun mendapat nilai kurang. Oleh karena itu, boleh dikatakan anak-anak kelas tiga cukup pandai mengarang. Yang menjadi penjelasannya di atas adalah: Pemerolehan nilai Ali, Toto, Alex, Burhan, Maman, dan anak-anak kelas tiga yang lain merupakan peristiwa khusus. Peristiwa khusus itu kita hubung-hubungkan dengan penalaran yang logis. Kesimpulan atau pendapat yang kita peroleh adalah bahwa anak kelas tiga cukup pandai mengarang. Kesimpulan bahwa anak kelas tiga cukup pandai mengarang, mencakup Ali, Toto, Alex, Burhan, Maman, dan anak-anak lainnya. Dalam kesimpulan terdapat kata cukup karena Maman hanya mendapat nilai enam. Jika Maman juga mendapat nilai tujuh atau delapan, kesimpulannya adalah semua anak kelas tiga pandai mengarang. ♦ Analogi adalah pola penyusunan paragraf yang berisi perbandingan dua hal yang memiliki sifat sama. Pola ini berdasarkan anggapan bahwa jika sudah ada persamaan dalam berbagai segi maka akan ada persamaan pula dalam bidang yang lain. Contoh: Alam semesta berjalan dengan sangat teratur, seperti halnya mesin. Matahari, bumi, bulan, dan binatang yang berjuta-juta jumlahnya, beredar dengan teratur, seperti teraturnya roda mesin yang rumit berputar. Semua bergerak mengikuti irama tertentu. Mesin rumit itu ada penciptanya, yaitu manusia. Tidakkah alam yang Mahabesar dan beredar rapi sepanjang masa ini tidak ada penciptanya? Pencipta alam tentu adalah zat yang sangat maha. Manusia yang menciptakan mesin, sangat sayang akan ciptaannya. Pasti demikian pula dengan Tuhan, yang pasti akan sayang kepada ciptaan-ciptaan-Nya itu. Dalam paragraf di atas, penulis membandingkan mesin dengan alam semesta. Mesin saja ada penciptanya, yakni manusia sehingga penulis berkesimpulan bahwa alam pun pasti ada pula penciptanya. Jika manusia sangat sayang pada ciptaannya itu, tentu demikian pula dengan Tuhan sebagai pencipta alam. Dia pasti sangat sayang kepada ciptaan-ciptaan-Nya itu. ♦ Hubungan Kausal Hubungan kausal adalah pola penyusunan paragraf dengan menggunakan fakta-fakta yang memiliki pola hubungan sebab-akibat. Misalnya, jika hujan-hujanan, kita akan sakit kepala atau Rini pergi ke dokter karena ia sakit kepala. Ada tiga pola hubungan kausalitas, yaitu sebab-akibat, akibat-sebab, dan sebab-akibat 1 akibat 2. Jenis alinea berdasarkan bentuk dan sifatnya Isi sebuah paragraf dapat bermacam-macam bergantung pada maksud penulisannya dan tuntutan konteks serta sifat informasi yang akan disampaikan.Penyelarasan sifat isi paragraf dengan isi karangan sebenarnya cukup beralasan karena pekerjaan menyusun paragraf adalah pekerjaan mengarang juga. Berdasarkan bentuk dan sifatnya, alinea dapat digolongkan atas lima macam,yaitu: - Paragraf Persuasif : adalah isi paragraf mempromosikan sesuatu dengan cara mempengaruhi atau mengajak pembaca. Paragraf persuasif banyak dipakai dalam penulisan iklan,terutama majalah dan Koran . Sedangkan paragraf argumentasi, deskripsi, daneksposisi umumnya dipakai dalam karangan ilmiah seperti buku,skripsi makalah dan laporan. Paragraf naratif sering dipakai untuk karangan fiksi seperti cerpen dan novel. - Paragraf argumentasi : adalah isi paragraf membahas satu masalah dengan bukti_bukti alasan yang mendukung. - Paragraf naratif : adalah isi paragraf menuturkan peristiwa atau keadaan dalam bentuk data atau cerita. - Paragraf deskritif : adalah paragraf yang melukiskan atau menggambarkan sesuatu dengan bahasa. - Paragraf eksposisi : adalah paragraf yang memaparkan sesuatu fakta atau kenyataan kejadian tertentu. Pengembangan Alinea Pengembangan paragraf sangat berkaitan erat dengan posisi kalimat topik karena kalimat topiklah yang mengandung inti permasalahan atau ide utama paragraf. Pengembangan paragraph deduktif, misalnya, yang menempatkan ide/gagasan utama pada awal paragraf, pasti berbeda dengan pengembangan paragraf induktif yang merupakan kebalikan dari paragraf deduktif. Demikian juga dengan tipe paragraf yang lainnya. Selain kalimat topik, pengembangan paragraf berhubungan pula dengan fungsi paragraf yang akan dikembangkan: sebagai paragraf pembuka, paragraf pengembang, atau paragraf penutup. Fungsi tersebut akan mempengaruhi pemilihan metode pengembangan karena misi ketiga paragraf tersebut dalam karangan saling berbeda . Metode pengembangan paragraf akan bergantung pada sifat informasi yang akan disampaikan,yaitu: persuasive, argumentatif, naratif, deskriptif, dan eksposisi. Metode tersebut sudah pasti digunakan untuk mengembangkan alinea argumentatif, misalnya akan berbeda dengan naratif. Setelah mempertimbangkan factor tersebut barulah kita memilih salah satu metode pengembangan paragraf yang dianggap paling tepat dan efektif. Diantara banyak metode pengembangan paragraf yang terdapat di dalam buku – buku komposisi, disini diangkat enam metode yang umum dipakai untuk mengembangkan alinea dalam penulisan karangan. Metode yang dimaksud adalah : metode definisi, metode contoh, metode sebab-akibat, metode umum khusus, dan metode klasifikasi. Didalam mengarang, keenam metode pengembangan paragraf tersebut dapat dipakai silih berganti sesuai dengan keperluan penulis. 1) Metode Definisi Yang dimaksud dengan definisi adalah usaha penulis untuk menerangkan pengertian/konsepistilah tertentu. Untuk dapat merumuskan definisi yang jelas, penulis hendaknya memperhatikan klasifikasi konsep dan penentuan cirri khas konsep tersebut. Satu hal yang perlu diingat dalam membuat definisi, kita tidak boleh mengulang kata atau istilah yang kita definisikan di dalam teks definisi itu 2) Metode Proses Sebuah paragraf dikatakan memakai metode proses apabila isi alinea menguraikan suatu proses. Proses ini merupakan suatu urutan tindakan atau perbuatan untuk menciptakan atau menghasilkan sesuatu. Bila urutan atau tahap – tahap kejadian berlangsung dalam waktu yang berbeda, penulis harus menyusunnya secara runtut (kronologis). Banyak sekali peristiwa atau kejadian yang prosesnya berbeda satu sama lainnya. Proses kerja suatu mesin , misalnya, tentu berbeda sangat jauh dengan proses peristiwa sejarah. 3) Metode Contoh Dalam karangan ilmiah, contoh dan ilustrsi selalu ditampilkan. Contoh-contoh terurai, lebih-lebih yang memerlukan penjelasan rinci tentu harus disusun berbentuk paragraf. 4) Metode Sebab-Akibat Metode sebab-akibat atau akibat-sebab (kausalitas) dipakai untuk menerangkan suatu kejadian dan akibat yang ditimbulkannya, atau sebaliknya. Factor yang terpenting dalam metode kausalitas ini adalah kejelasan dan kelogisan. Artinya, hubungan kejadian dan penyebabnya harus terungkap jelas dan informasinya sesuai dengan jalan pikiran manusia. Metode kausalitas atau sebab-akibat umumnya tampil di tengah karangan yang berisi pembahasan atau analisis. Sifat paragrafnya argumentative murni atau dikombinasikan dengan deskriptif ata eksposisi. 5) Metode Umum-Khusus Metode umum-khusnya dan khusus-umum paling banyak dipakai untuk mengembangkan gagasan paragraf agar tampak teratur. Bagi penulis pemula, belajar menyusun paragraf dengan metode ini adalah yang paling disarankan. Pertimbangannya, di samping mengembangkan urutan umum-khusus relative lebih gampang,juga karena model inilah yang paling banyak dipakai dalam karangan ilmiah dan tulisan eksposisi seperti arikel dalam media massa. 6) Metode Klasifikasi Bila kita akan mengelompokan benda-benda atau non benda yang memiliki persamaan ciri seperi sifat, bentuk, ukuran, dan lain-lain, cara yang paling tepat adalah dengan metode klasifikasi. Klsifikasi sebenarnya bukan khusu untuk persamaan factor tersebut di atas, tetapi juga untuk perbedaan. Namun, pengelompokan tidak berhenti pada inventarisasi persamaan dan perbedaan. Setelah dikelompokan, lalu dianalisis untuk mendapatkan generalisasi, atau paling tidak untuk diperbandingkan atau dipertentangkan satu sama lainnya. Sebab - Akibat Penalaran ini berawal dari peristiwa yang merupakan sebab, kemudian sampai pada kesimpulan sebagai akibatnya. Polanya adalah A mengakibatkan B. Contoh: Era Reformasi tahun pertama dan tahun kedua ternyata membuahkan hasil yang membesarkan hati. Pertanian, perdagangan, dan industri, dapat direhabilitasi dan dikendalikan. Produksi nasional pun meningkat. Ekspor kayu dan naiknya harga minyak bumi di pasaran dunia menghasilkan devisa bermiliar dolar AS bagi kas negara. Dengan demikian, kedudukan rupiah menjadi kian mantap. Ekonomi Indonesia semakin mantap sekarang ini. Oleh karena itu, tidak mengherankan apabila mulai tahun ketiga Era Reformasi ini, Indonesia sudah sanggup menerima pinjaman luar negeri dengan syarat yang kurang lunak untuk membiayai pembangunan. Hal penting yang perlu kita perhatikan dalam membuat kesimpulan pola sebab-akibat adalah kecermatan dalam menganalisis peristiwa atau faktor penyebab. Akibat - Sebab Dalam pola ini kita memulai dengan peristiwa yang menjadi akibat. Peristiwa itu kemudian kita analisis untuk mencari penyebabnya. Contoh: Kemarin Badu tidak masuk kantor. Hari ini pun tidak. Pagi tadi istrinya pergi ke apotek membeli obat. Karena itu, pasti Badu itu sedang sakit.

kalimat efektif dan turunan

Kalimat Efektif dan Kalimat Turunan I. Pengertian Kalimat Efektif Kalimat efektif adalah kalimat yang mengungkapkan maksud penutur/penulis secara tepat sehingga maksud itu dapat dipahami oleh pendengar/pembaca secara tepat pula. Efektif dalam hal ini adalah ukuran kalimat yang mampu menjembatani timbulnya pikiran yang sama antara penulis/penutur dan pembaca/pendengar. Kalimat efektif harus dapat mewakili pikiran penulis/pembicara secara pas dan jitu sehingga pendengar/ pembaca akan memahami pikiran tersebut dengan mudah, jelas, dan lengkap seperti yang dimaksud oleh penulis/pembicaranya. II. Ciri-ciri Kalimat Efektif 1. Kesatuan Gagasan Yang dimaksud dengan kesatuan adalah terdapatnya satu ide pokok dalam sebuah kalimat. Sebuah kalimat harus memiliki subyek, predikat, serta unsur-unsur lain (Objek/Keterangan) yang saling mendukung serta membentuk kesaruan tunggal. Dalam setiap kalimat hanya ada satu maksud penulis/pembicara, dan maksud itu harus dapat dikenali dan dipahami oleh pembicara/pendengar. Contoh kalimat yang tidak jelas kesatuan gagasannya: • Pembangunan gedung sekolah baru pihak yayasan dibantu oleh bank yang memberikan kredit. (terdapat subjek ganda dalam satu kalimat) Contoh kalimat yang jelas kesatuan gagasannya: • Pihak yayasan dibantu oleh bank yang memberi kredit untuk membangun gedung sekolah baru. 1. Kesejajaran/Keparalelan Yang dimaksud dengan keparalelan atau kesejajaran adalah terdapatnya unsur-unsur yang sama derajatnya, sama jenis katanya, pola atau susunan kata dan frasa yang dipakai di dalam kalimat. Umpamanya dalam sebuah perincian, jika unsur pertama berbentuk verba, unsur kedua dan seterusnya juga harus verba. Jika unsur pertama nomina, unsur berikutnya juga harus nomina. Dengan kata lain, sebuah kalimat harus memiliki kesamaan bentukan/ imbuhan. Jika bagian kalimat itu menggunakan kata kerja berimbuhan di–, bagian kalimat yang lainnya pun harus menggunakan di– pula. Contoh kesejajaran atau paralelisme yang salah: 1. Kakakmu menjadi dosen atau sebagai pengusaha? 2. Kakak menolong anak itu dengan dipapahnya ke pinggir jalan. Contoh kesejajaran atau paralelisme yang benar: 1. Kakakmu menjadi dosen atau menjadi pengusaha? 2. Kakak menolong anak itu dengan memapahnya ke pinggir jalan. 3. Kehematan Yang dimaksud dengan kehematan ialah adanya upaya menghindari pemakaian kata yang tidak perlu. Hemat disini, tidak berarti tidak memakai kata-kata mubazir; tidak mengulang subjek; tidak menjamakkan kata yang sudah berbentuk jamak. Dengan hemat kata, kalimat akan menjadi padat berisi dan tidak akan merubah maksud kalimat. Contoh kalimat yang tidak hemat kata: • Saya melihatnya dengan mata kepala saya sendiri mahasiswa itu belajar sepanjang hari dari pagi sampai sore. Contoh kalimat yang hemat kata: • Saya melihat sendiri mahasiswa itu belajar seharian. a. Kelogisan Yang dimaksud dengan kelogisan ialah terdapatnya arti kalimat yang logis/ masuk akal. Logis dalam hal ini juga menuntut adanya pola pikir yang sama sistematis (teratur dalam perhitungan angka dan penomoran). Sebuah kalimat yang sudah benar strukturnya, sudah benar pula pemakaian tanda baca, kata, atau frasanya, dapat menjadi salah jika maknanya lemah dari segi logika berbahasa. Perhatikan contoh kalimat yang lemah dari segi logika berbahasa berikut ini. • Kepada Bapak Subhan, waktu dan tempat kami persilakan. (waktu dan tempat tidak perlu dipersilakan) –salah • Kepada Bapak Subhan, kami persilakan. –benar b. Kepaduan (Koherensi) Yang dimaksud dengan koerensi adalah terjadinya hubungan yang padu antara unsur-unsur pembentuk kalimat. Yang termasuk pembentuk kalimat adalah frasa, klausa, tanda baca, dan fungsi sintaksis (S-P-O-Pel-Ket). Contoh kalimat yang tidak koheren: • Kepada setiap pengemudi mobil harus memiliki surat izin mengemudi. (tidak mempunyai subjek/subjeknya tidak jelas) Contoh kalimat yang unsurnya koheren: • Setiap pengemudi mobil harus memiliki surat izin mengemudi. c. Ketepatan Yang dimaksud dengan ketepatan adalah kesesuaian atau kecocokan pemakaian unsur-unsur yang membentuk kalimat sehingga tercipta pengertian yang bulat dan pasti. Di antara semua unsur yang berperan dalam pembentukan kalimat, harus diakui bahwa kata memegang peranan terpenting. Tanpa kata, kalimat tidak akan ada. Akan tetapi, adakalanya kita harus memilih dengan akurat satu kata, satu frasa, satu idiom, satu tanda baca dari sekian pilihan demi terciptanya makna yang paling tepat. Perhatikan contoh di berikut ini. Contoh kalimat yang tidak memperhatikan faktor ketepatan: • Karyawan teladan itu memang tekun bekerja dari pagi hingga petang. (salah dalam pemakaian kata hingga) Contoh kalimat yang memperhatikan faktor ketepatan: • Karyawan teladan itu memang tekun bekerja dari pagi sampai petang. III. Kesalahan Kalimat Karangan ilmiah, laporan kerja, surat lamaran atau jenis komunikasi lain, seluruhnya harus menggunakan kalimat yang baik dan benar. Baik memungkinkan karangan itu dapat diterima oleh siapapun dan benar artinya sesuai dengan kaidah bahasa Indonesia. Kesalahan kalimat dapat berakibat fatal, salah pengertian, salah tindakan, dan sebagainya. Kesalahan Stuktur a. Kalimat aktif tanpa subjek Menurut ahli hukum menyatakan bahwa ekonomi Indonesia segera bangkit jika hukum ditegakkan. (salah) Ahli hukum menyatakan bahwa ekonomi Indonesia segera bangkit jika hukum ditegakkan. (benar) • Menempatkan kata depan di depan subjek, dengan kata depan ini subjek berubah fungsi menjadi keterangan • Di Jakarta memiliki pusat perdangangan terbesar di Asean. (salah) • Jakarta memiliki pusat perdangangan terbesar di Asean. (benar) • Di Jakarta tedapat pusat perdangangan terbesar di Asean. (benar) b. Menempatkan kata yang di depan predikat, sehingga berubah fungsi menjadi perluasan objek • Petani yang bekerja di sawah. (salah) • Petani bekerja di sawah. (benar) c. Menempatkan kata depan di depan objek. Dalam kata kerja transitif langsung diikuti objek dan tidak disisipi kata depan • Mereka mendiskusikan tentang keselamatan kerja. (Salah) • Mereka mendiskusikan keselamatan kerja. (benar) d. Menempatkan kata penghubung intrakalimat tunggal pada awal kalimat • Ia pandai. Sehingga selalu mendapt beasiswa. (salah) • Ia pandai sehingga selalu mendapat beasiswa. (benar) e. Penggabungan anak kalimat • Meskipun sudah kaya raya, tetapi ia tetap bekerja keras. (salah) • Meskipun sudah kaya raya, ia tetap bekerja keras. (benar) • Tidak…tetapi, tidak hanya…tetapi juga, bukan hanya…melainkan juga. f. Salah urutan • Ia menulis laporan, mengamati data, dan menyerahkan laporan itu. (salah) • Ia mengamati data, menulis laporan, dan menyerahkan laporan itu. (benar) IV. Jenis Kalimat Menurut Jumlah Klausanya Menurut jumlah klausa pembentuknya, kalimat dapat dibedakan atas dua macam, yaitu kalimat tunggal, kalimat majemuk atau kalimat turunan. 1. Kalimat Tunggal Kalimat tunggal adalah kalimat yang mempunyai satu klausa. Karena klausanya yang tunggal maka dinamai kalimat tunggal. Hal itu juga berarti hanya ada satu P(predikat) di dalam kalimat tunggal. Seperti telah dijelaskan, unsur S dan P adalah penanda klausa. S dan p selalu wajib dalam setiap kalimat. Adapun O, Pel, dan Ket sifatnya tidak wajib hadir di dalam kalimat, termasuk dalam kalimat tunggal. Kehadiran O, Pel, Ket bergantung pada P. Jika P masih perlu dilengkapi, barulah unsur yang melengkapi itu dihadirkan. Contoh : 1. Kami mahasiswa Indonesia. 2. Jawaban anak pintar itu sangat tepat. 3. Mobil orang kaya itu ada delapan. Kalimat tunggal dapt dilengkapi atau diperluas dengan menambah satu unsur O, Pel, dan Ket. Jadi kalimat tunggal tidak harus berupa kalimat pendek. 1. Kalimat Majemuk Kalimat majemuk adalah kalimat yang merupakan gabungan dua atau lebih kalimat tunggal. Hal itu berarti dalam kalimat majemuk terdapat lebih dari satu klausa. Perhatikan contoh diberikut ini. v Seorang manajer harus mempunyai wawasan yang luas dan S P1 O1 harus menjunjung tinggi etika profesi . P2 O2 v Anak-anak bermain layang-layang di halaman kampus ketika S1 P1 O1 Ket para dosen, karyawan, dan mahasiswa menikmati hari libur . S2 P2 O2 Contoh yang pertama disebut kalimat majemuk setara karena mempunyai dua klausa yang setara/sejajar. Penanda yang memisahkan klausa dalam kalimat majemuk setara antara lain konjungsi dan. Contoh yang kedua disebut kalimat majemuk bertingkat karena klausa yang kedua merupakan perluasan dari klausa pertama. Penanda yang memisahkannya adalah konjungtor ketika. Kalimat Majemuk Setara Kalimat majemuk setara mempunyai ciri : • Dibentuk dari dua atau lebih kalimat tunggal • Kedudukan tiap kalimat sederajat Penghubung Klausa dalam Kalimat Majemuk Setara Jenis Hubungan Fungsi Kata Penghubung penjumlahan menyatakan penjumlahan atau gabungan kegiatan, keadaan, peristiwa, dan proses dan, serta, baik, maupun pertentangan menyatakan bahwa hal yang dinyatakan dalam klausa pertama bertentangan dengan klausa kedua tetapi, sedangkan, bukannya, melainkan Pemilihan menyatakan pilihan di antara dua kemungkinan Atau Perurutan menyatakan kejadian yang berurutan lalu, kemudian Contoh kalimat majemuk setara : 1. Erni mengonsep surat itu dan Rini mengetiknya. 2. Muridnya kaya, tetapi ia sendiri miskin. 3. Engkau tinggal disini, atau ikut dengan saya. 4. Ia memarkir mobilnya di lantai 3, lalu naik lift ke lantai 7. Kalimat Majemuk Bertingkat Konstruksi kalimat majemuk bertingkat berbeda dengan kalimat majemuk setara. Perbedaannya terletak pada derajat klausa pembentuknya yang tidak setara karena klausa kedua merupakan perluasan dari klausa pertama. Karena itu, konjungtur kalimat majemuk bertingkat juga berbeda dengan konjungtur kalimat majemuk setara. Penghubung Klausa dalam Kalimat Majemuk Bertingkat Jenis Hubungan Kata Penghubung a. waktu sejak, sedari, sewaktu, sementara, seraya, setelah, sambil, sehabis, sebelum, ketika, tatkala, hingga, sampai b. syarat jika(lau), seandainya, andaikata, andaikan, asalkan, kalau, apabila, bilamana, manakala c. tujuan agar, supaya, untuk, biar d. konsesif walau(pun), meski(pun), sekali(pun), biar(pun), kendati(pun), sungguh(pun) e. pembandingan seperti, bagaikan, laksana, sebagaimana, daripada, alih-alih, ibarat f. sebab/alasan sebab, karena g. akibat/hasil sehingga, sampai-sampai, maka h. cara/alat dengan, tanpa i. kemiripan seolah-olah, seakan-akan j. kenyataan Padahal, nyatanya k. penjelasan/ kelengkapan bahwa Contoh kalimat majemuk bertingkat: 1. Dia datang ketika kami sedang rapat. 2. Lalu lintas akan teratur andaikata pemakai jalan berdisiplin tinggi. 3. Anda harus bekerja keras agar berhasil. 4. Semangat belajarnya tetap tinggi walaupun usianya sudah lanjut. 5. Aku memahaminya sebagaimana ia memahamiku. http://meirianie.wordpress.com/2011/05/11/kalimat-efektif-dan-kalimat-turunan/

Minggu, 20 Oktober 2013

VICKYVACKY

Ya di usiaku saat ini, ya 29 my age ya, tapi aku tetap merindukan apresiasi karena basically, aku seneng musik, walaupun kontroversi hati aku lebih menyebutkan pada konspirasi kemakmuran ya yang kita pilih,” tutur Vicky.Pria yang kini mendekam di Lapas Bulak Kapal inipun juga menyatakan,”Nggak, kita belajar harmonisisasi hal terkecil sampai terbesar. Kupikir kita nggak boleh egois terhadap satu kepentingan dan mengkudeta apa yang kita menjadi keinginan


Dengan adanya hubungan ini bukan mempertakut atau mempersuram statusiasi kemakmuran keluarga dia, tetapi menjadi confident, tapi kita harus bisa mensiasati kecerdasan itu untuk labil ekonomi kita. Tetap lebih baik dan aku… aku sangat bangga

Berikut adalah maksud dari kata Vicky yang di perbaiki menurut Ejaan Yang Dibenarkan (EYD):
Di usia saya, sekarang saya 29 tahun, tetapi saya masih menginginkan apresiasi. Karena pada dasarnya saya menyukai musik, walaupun kebingungan hati saya lebih menyudutkan untuk mencari kemakmuran yang saya pilih. Kita belajar tentang keharmonisan dari hal terkecil sampai terbesar . Saya pikir kita tidak boleh egois terhadap satu kepentingan, dan keinginan kita.
Dengan adanya hubungan ini bukan menjatuhkan status kemakmuran keluarga dia, tapi kita harus bisa merencanakan kecerdasaan itu untuk perekonomian kita menjadi lebih baik, Saya sangat bangga

http://www.bebibums.com/2013/09/vicky-prasetyo-video-teks-pidato-lucu.html

Senin, 14 Oktober 2013

EYD DAN TANDA BACA

pada berita di detiknews.com dengan judul " Gema Takbir dan Suara Tabuhan Bedug Meriahkan Malam Idul Adha di Bundaran HI" ditemukan titik terang tentang eyd yang tidak baku, berikut penjelasannya :

Pantauan detikcom di kawasan Bundaran HI, Senin (14/10/2013) pukul 18. 45 WIB, ratusan warga sudah banyak yang berdatangan. Mereka mulai berdatangan sejak sore tadi. Umumnya warga yang datang bersama sanak famili mereka. Banyak warga yang mengenakan busana muslim, tapi ada juga yang mengenakan pakaian bebas. Di tengah keramaian warga yang datang, suara takbir menggema. Pengeras suara yang melantunkan lafaz takbir, takbir dan tasbih terdengar bersahut-sahutan, menandakan Hari Raya Id telah tiba.

disitu nampak jelas sekali (yang saya hitamkan dan garis bawahi) tidak baku, seharunya sanak famili mereka diganti dengan keluarga mereka, dan mengenakan diganti dengan kata memakai.
Sekian .. 

Minggu, 06 Oktober 2013

artikel ragam bahasa Indonesia

Ragam Bahasa Indonesia

Bahasa Indonesia sebagai alat komunikasi dipakai dalam berbagai keperluan

tentu tidak seragam, tetapi akan berbeda-beda disesuaikan dengan situasi dan kondisi.

Keanekaragaman penggunaan bahasa Indonesia itulah yang dinamakan ragam

bahasa.

Ragam bahasa berdasarkan media/sarana ada 2, yaitu :

1. Ragam Bahasa Lisan

Ragam bahasa lisan adalah bahan yang dihasilkan alat ucap dengan fonem

sebagai unsur dasar. Dalam ragam lisan kita berurusan dengan tata bahasa, kosakata

dan lafal. Dalam ragam bahasa lisan ini, pembicara dapat memanfaatkan tinggi rendah

suara atau tekanan, air muka, gerak tangan atau isyarat untuk mengungkapkan ide.

Ciri-ciri ragam bahasa lisan :

a. Memerlukan kehadiran orang lain

b. Unsur gramatikal tidak dinyatakan secara lengkap

c. Terikat ruang dan waktu

d. Dipengaruhi oleh tinggi rendahnya suara

Kelebihan ragam bahasa lisan :

a. Dapat disesuaikan dengan situasi

b. Faktor efisiensi

c. Faktor kejelasan karena pembicara menambahkan unsure lain berupa tekan dan

gerak anggota badan agah pendengar mengerti apa yang dikatakan seperti situasi,

mimik dan gerak-gerak pembicara.

d. Faktor kecepatan, pembicara segera melihat reaksi pendengar terhadap apa

yang dibicarakannya.

e. Lebih bebas bentuknya karena faktor situasi yang memperjelas pengertian

bahasa yang dituturkan oleh penutur.

f. Penggunaan bahasa lisan bisa berdasarkan pengetahuan dan penafsiran dari

informasi audit, visual dan kognitif.

Kelemahan ragam bahasa lisan :

a. Bahasa lisan berisi beberapa kalimat yang tidak lengkap, bahkan terdapat frase-
frase sederhana.

b. Penutur sering mengulangi beberapa kalimat.

c. Tidak semua orang bisa melakukan bahasa lisan.

d. Aturan-aturan bahasa yang dilakukan tidak formal.

2. Ragam Bahasa Tulis

Ragam bahasa tulis adalah bahasa yang dihasilkan dengan memanfaatkan tulisan

dengan huruf sebagai unsur dasarnya. Dalam ragam tulis, kita berurusan dengan

tata cara penulisan dan kosakata. Dengan kata lain dengan ragam bahasa tulis, kita

tuntut adanya kelengkapan unsur kata seperti bentuk kata ataupun susunan kalimat,

ketepatan pilihan kata, kebenaran penggunaan ejaan dan penggunaan tanda baca

dalam mengungkapkan ide.

Ciri-ciri ragam bahasa tulis :

a. Tidak memerlukan kehaduran orang lain

b. Unsur gramatikal dinyatakan secara lengkap.

c. Tidak terikat ruang dan waktu

d. Dipengaruhi oleh tanda baca atau ejaan.

Kelebihan ragam bahasa tulis :

a. Informasi yang disajikan bisa dipilih untuk dikemas sebagai media atau materi

yang menarik dan menyenangkan.

b. Umumnya memiliki kedekatan budaya dengan kehidupan masyarakat.

c. Sebagai sarana memperkaya kosakata.

d. Dapat digunakan untuk menyampaikan maksud, membeberkan informasi atau

mengungkap unsur-unsur emosi sehingga mampu mencanggihkan wawasan

pembaca.

Kelemahan ragam bahasa tulis :

a. Alat atau sarana yang memperjelas pengertian seperti bahasa lisan itu tidak ada

akibatnya bahasa tulisan harus disusun lebih sempurna.

b. Tidak mampu menyajikan berita secara lugas, jernih dan jujur, jika harus

mengikuti kaidah-kaidah bahasa yang dianggap cenderung miskin daya pikat dan

nilai jual.

c. Yang tidak ada dalam bahasa tulisan tidak dapat diperjelas/ditolong, oleh karena

itu dalam bahasa tulisan diperlukan keseksamaan yang lebih besar.

Ragam bahasa fungsionalm adalah ragam bahasa yang dikaitkan dengan profesi,

lembaga, lingkungan kerja atau kegiatan tertentu lainnya. Ragam fungsional juga

dikaitkan dengan keresmian keadaan penggunaannya.

Ada 3 ragam bahasa fungsional, yaitu :

1. Ragam Bahasa Bisnis

Ragam bahas bisnis adalah ragam bahasa yang digunakan dalam berbisnis,

yang biasa digunakan oleh para pebisnis dalam menjalankan bisnisnya.

Ciri-ciri ragam bahasa bisnis :

a. Menggunakan bahasa yang komunikatif

b. Bahasanya cenderung resmi

c. Terikat ruang dan waktu

d. Membutuhkan adanyaorang lain

2. Ragam Bahasa Hukum

Ragam bahasa hukum adalah bahasa Indonesia yang corak penggunaan

bahasanya khas dalam dunia hokum, mengingat fungsinya mempunyai karakteristik

tersendiri, oleh karena itu bahasa hokum Indonesia haruslah memenuhi syarat-
syarat dan kaidah-kaidah bahasa Indonesia.

Ciri-ciri ragam bahasa hukum :

a. Mempunyai gaya bahasa yang khusus

b. Lugas dan eksak karena menghindari kesamaran dan ketaksaan

c. Objektif dan menekan prasangka pribadi

d. Memberikan definisi yang cermat tentang nama, sifat dan kategori yang

diselidiki untuk menghindari kesimpangsiuran

e. Tidak beremosi dan menjauhi tafsiran bersensasi

3. Ragam Bahasa Sastra

Ragam bahasa sastra adalah ragam bahasa yang banyak menggunakan

kalimat tidak efektif. Penggambaran yang sejelas-jelasnya melalui rangkaian kata

bermakna konotasi sering dipakai dalam ragam bahasa sastra.

Ciri-ciri ragam bahasa sastra :

a. Menggunakan kalimat yang tidak efektif

b. Menggunakan kata-kata yang tidak baku

c. Adanya rangkaian kata yang bermakna konotasi

Pengertian Bahasa Indonesia yang Baik dan Benar

Bahasa Indonesia yang baik dan benar adalah Bahasa Indonesia yang

digunakan sesuai dengan situasi pembicaraan (yakni, sesuai dengan lawan bicara,

tempat pembicaraan, dan ragam pembicaraan) dan sesuai dengan kaidah yang berlaku

dalam Bahasa Indonesia (seperti: sesuai dengan kaidah ejaan, pungtuasi, istilah, dan

tata bahasa).

Menurut Anton M. Moeliono (dalam Majalah Pembinaan Bahasa Indonesia,

1980), berbahasa Indonesia dengan baik dan benar dapat diartikan pemakaian ragam

bahasa yang serasi dengan sasarannya dan yang disamping itu mengikuti kaidah

bahasa yang betul. Ungkapan bahasa Indonesia yang baik dan benar, sebaliknya,

mengacu ke ragam bahasa yang sekaligus memenuhi persyaratan kebaikan dan

kebenaran.

Ada lima laras bahasa yang dapat digunakan sesuai situasi. Berturut-turut sesuai

derajat keformalannya, ragam tersebut dibagi sebagai berikut.

1. Ragam beku (frozen); digunakan pada situasi hikmat dan sangat sedikit

memungkinkan keleluasaan seperti pada kitab suci, putusan pengadilan, dan upacara

pernikahan.

2. Ragam resmi (formal); digunakan dalam komunikasi resmi seperti pada pidato,

rapat resmi, dan jurnal ilmiah.

3. Ragam konsultatif (consultative); digunakan dalam pembicaraan yang terpusat

pada transaksi atau pertukaran informasi seperti dalam percakapan di sekolah dan di

pasar.

4. Ragam santai (casual); digunakan dalam suasana tidak resmi dan dapat digunakan

oleh orang yang belum tentu saling kenal dengan akrab.

5. Ragam akrab (intimate). digunakan di antara orang yang memiliki hubungan yang

sangat akrab dan intim.

Contoh Bahasa Indonesia yang Baik dan Benar :

Misalkan dalam pertanyaan sehari-hari dengan menggunakan bahasa yang baku

Contoh :

* Ketika dalam dialog antara seorang Guru dengan seorang murid

Pak guru : Rino apakah kamu sudah mengerjakan PR?

Rino : sudah saya kerjakan pak.

Pak guru : baiklah kalau begitu, segera dikumpulkan.

Rino : Terima kasih Pak , akan segera saya kumpulkan.

Bahasa yang baik dan benar itu memiliki empat fungsi :

(1) fungsi pemersatu kebhinnekaan rumpun dalam bahasa dengan mengatasi batas-
batas kedaerahan;

(2) fungsi penanda kepribadian yang menyatakan identitas bangsa dalam pergaulan

dengan bangsa lain;

(3) fungsi pembawa kewibawaan karena berpendidikan dan yang terpelajar; dan

(4) fungsi sebagai kerangka acuan tentang tepat tidaknya dan betul tidaknya

pemakaian bahasa.

Keempat fungsi bahasa yang baik dan benar itu bertalian erat dengan tiga macam batin

penutur bahasa sebagai berikut :

(1) fungsinya sebagai pemersatu dan sebagai penanda kepribadian bangsa

membangkitkan kesetiaan orang terhadap bahasa itu;

(2) fungsinya pembawa kewibawaan berkaitan dengan sikap kebangsaan orang

karena mampu beragam bahasa itu; dan

(3) fungsi sebagai kerangka acuan berhubungan dengan kesadaran orang akan

adanya aturan yang baku layak diatuhi agar ia jangan terkena sanksi sosial.

Berdasarkan paparan di atas maka dapat disimpulkan, berbahasa Indonesia dengan

baik dan benar adalah menggunakan bahasa Indonesia yang memenuhi norma baik

dan benar bahasa Indonesia. Norma yang dimaksud adalah “ketentuan” bahasa

Indonesia, misalnya tata bahasa, ejaan, kalimat, dsb.

ARTIKEL :

Pentingnya Berbahasa yang baik dan benar dalam dunia sistem informasi (ragam

bahasa)

Bahasa merupakan sebuah alat yang digunakan untuk berkomunikasi dari

komunikator kepada komunikan dengan tujuan menyampaikan sebuah informasi.

Bahasa berwujud ucapan yang digunakan seseorang untuk berkomunikasi dengan

orang lain. Selain itu, Bahasa juga merupakan alat komunikasi yang dipakai dalam

berbagai keperluan tertentu yang tidak seragam, tetapi akan berbeda-beda disesuaikan

dengan situasi dan kondisi. Penggunaan bahasa itu sendiri berbeda pada setiap

masyarakat dan memiliki aturan yang berbeda pula pada masing-masing pemakaian

bahasanya.

Dalam bahasa terdapat keanearagaman bahasa yang disebut ragam. Menurut

Dendy Sugono (1999 : 9), bahwa sehubungan dengan pemakaian bahasa Indonesia,

timbul dua masalah pokok, yaitu masalah penggunaan bahasa baku dan tak baku.

Dalam situasi remi, seperti di sekolah, di kantor, atau di dalam pertemuan resmi

digunakan bahasa baku. Sebaliknya dalam situasi tak resmi, seperti di rumah, di taman,

di pasar, kita tidak dituntut menggunakan bahasa baku. Keanekaragaman pemakaian

bahasa inilah yang perlu diperhatikan untuk berkomunikasi dengan orang lain. Karena

apabila kita memahami keanekaragaman bahasa, kita dapat menyesuaikan bagaimana

cara berkomunikasi yang baik dengan orang lain diwaktu, tempat, dan acara tertentu.

Contohnya : Pada saat acara formal, penggunaan kata “aku”dan “kamu” kurang tepat

untuk acara formal karena biasanya penggunaan kata seperti ini lebih cocok untuk

berkomunikasi dengan teman atau kerabat dan bersifat lebih akrab dan privasi. Namun,

kita bisa mengganti kata tersebut dengan menggunakan kata yag lebih sopan yakni

kata “saya” dan “anda”.

Dalam lingkungan yang lebih kecil lagi, yaitu di dalam dunia perkuliahan,

khususnya pada bidang Sistem Informasi, penggunaan Bahasa Indonesia yang baik

dan benar sangatlah diperlukan. Dalam Sistem Informasi itu sendiri terdapat beberapa

aspek yang membutuhkan tata bahasa yang benar. Seperti halnya pada pemrograman

dibutuhkan struktur bahasa yang benar sehingga dapat mempermudah dalam

penerapannya. Dan dalam bidang sistem informasi juga terdapat banyak pembahasan

mengenai informasi-informasi dan tekhnik pengolahannya. Tentunya akan sangat

dibutuhkan olah bahasa yang baik pula untuk penyampaian sistem itu sendiri. Karena

jika terjadi kesalahan bahasa dalam penyampaian informasi, hal ini akan memberi

dampak buruk bagi semua penerimanya, maka dari itu penggunaan tata bahasa itu

sendiri haruslah sangat diperhatikan.

Jadi, kaitannya penggunaan bahasa yang baik dan benar didalam Sistem

Informasi adalah apabila kita menggunakan bahasa yang baik dan benar dalam sistem

informasi, hal ini akan memudahkan pengolahan informasi untuk dapat diterima oleh

system itu sendiri dan orang lain dan untuk mencegah terjadinya kesalahan dalam

menerima sebuah informasi. Karena sistem informasi membutuhkan tata bahasa yang

baik untuk penerapannya dalam penyampaian informasi. Jika terjadi kesalahan dalam

struktur bahasa, penyampaian informasi ini tidak akan tersampaikan dengan baik.

Kesimpulan : Penggunaan bahasa yang baik dan benar sangatlah penting dalam

bidang apapun, karena untuk mengindari terjadinya kesalahpahaman dalam menerima

sebuah informasi atau pesan. Jika terdapat kesalahan dalam penggunaannya, hal

ini akan menimbulkan informasi yang disampaikan tidak dapat diterima dengan baik

oleh penerima pesan. Begitupula dengan system informasi, apabila kita menggunakan

struktur tata bahasa yang kurang baik, hal ini sangat menyulitkan untuk memproses

maksud dari informasi tersebut. Sehingga informasi yang dibuat tidak tersampaikan

dengan baik. Oleh karena itu, penggunaan bahasa Indonesia yang baik dan

benar sangatlah diperlukan untuk menghindari terjadinya kesalahpahaman dalam

penangkapan informasi. Dan informasi dapat diterima dengan baik oleh penerima

pesan.

Sumber :

http://tisnajelek.blogspot.com/2013/10/pentingnya-berbahasa-yang-baik-dan.html

http://rifqybawazier.blogspot.com/2013/10/ragam-bahasa-dan-pentingnya-
menggunakan.html

http://id.wikipedia.org/wiki/Ragam_bahasa

Minggu, 29 September 2013

tugas b.ind part1


Esai adalah suatu tulisan yang menggambarkan opini penulis tentang subyek tertentu yang coba dinilainya.
Sebuah esai dasar bisa dibagi menjadi tiga bagian yaitu:
·         Pertama, pendahuluan yang berisi latar belakang informasi yang mengidentifikasi subyek bahasan dan pengantar tentang subyek yang akan dinilai oleh si penulis tersebut.
·         Kedua, tubuh esai yang menyajikan seluruh informasi tentang subyek.
·         Ketiga, adalah bagian akhir yang memberikan kesimpulan dengan menyebutkan kembali ide pokok, ringkasan dari tubuh esai, atau menambahkan beberapa observasi tentang subyek yang dinilai oleh si penulis.



MASA LALU YANG TAK TERLUPAKAN

Saya Naufal Harits Basyari umur 20thn tinggi 173cm dan berat badan 73kg akan menceritan kisah masa SD saya.
Sejak saya SD kelas 5 saya sudah hampir bisa mengendarain sepeda motor dan kebetulan salah satu teman perempuan SD saya mengadakan ulang tahun sehabis pulang sekolah di rumahnya. Setelah teman saya mengabari semua teman-teman yang dikelas, saya langsung berpikir akan membawa motor dan itupun pasti akan berjalan lancar. Ehh ternyata saya tidak diundang L hahaha tenang saudara-saudara saya bercanda kok . . . orang seganteng seperti saya tidak diundang maka teman-teman tidak pada mau datang pastinya.

Bel istirahat pun berbunyi dan sayapun langsung pulang, YAA TIDAKLAH MASA SAMPAI SEGITUNYA HAHAHAHA. Oke kita kembali ke bel berbunyi. Saat itu saya langsung  menghampiri teman saya yang bernama Hanipal, saya langsung bertanya kepada dia, “pal, nanti bawa motor yuk?” Hanipal menjawab,”waduh gue pasti ga dibolehin fal sama mama gue”, saya menjawab,” yah yaudah deh kalo gitu nanti gue usahain bawa motor”.

Bel pulang pun berbunyi dan disaat itulah imajinasiku makin bertambah, senangpun tak terpungkiri ketika membayangkan akan membawa motor (maklum anak SD masih alay-alaynya hahahaha). Sesampai dirumah saya meminta izin sama mama untuk hadir ke ultah teman saya dan dibolehin, tiba-tiba kenapa disaat saya izin membawa motor saya langsung grogi. Karena saya masih terngiang dengan asiknya membawa motor sayapun memberanikan izin ke mama, “mah, naufal bawa motor yaa tapinya?”, mamaku langsung jawab “ngga! Apa-apaan kamu bawa motor masih SD udah bawa motor keluar jauh, emang rumah teman kamu dimana?”, saya menjawab “deket kok mah di pondok cipta” padahal mah di pondok kopi hahahahaha. Mamaku menjawab” tetep ngga! Mama bilang ngga tetep ngga! Bahaya!. Sayapun langsung meringis nangis sambil memohon terus agar dibolehin bawa motor. Hampir sejaman aku menangis dan mohon, akhirnya dibolehin juga sama mama.

Sesampai dirumah teman yang ultah dengan selamat, saat bermainpun mulai ditaman bermain. Teman-teman saya ada yang bermain petak umpet, galaksin dan sebagainya. Tapi berbeda dengan saya, yaa maklum orang keren udah ga level main begituan (ini masih alay-alaynya yaa hahahaha). Sayapun mulai menyalakan mesin dan menjalankan motor, saya berkeliling taman disana. Akhirnya yang saya tunggu-tunggupun datang juga yaitu di bangga-banggakan oleh teman kalau saya bisa mengendarain teman. Dan dari situ sayapun makin besar kepala, motor saya kendarainpun saya standingkan untuk dipertunjukkan kepada teman-teman. PUPUS DAN MALU PUN BERCAMPUR ADUK DI PIKIRANKU, saya tidak tahu bahwa jalan yang saya jalani berpasir! Terpelsetlah saya dan membuat dagu saya bolong karena terkena pagar taman. Sakitpun tak kurasakan akibat malu yang teramat besar. Saya langsung minta telepon mama saya untuk menjemput saya. Setiba mama saya datang, saya langsung nangis dan meminta maaf dengan mama dan mama sayapun menasehatin saya lalu memaafkan saya sambil ngeri melihat darah yang mengalir deras didagu saya. Akhirnya saya dibawa kerumah sakit islam dan dijahit dagu saya hingga 7 jahitan. Berkat pengalaman ini saya tidak alay lagi hingga sekarang. INILAH PENGALAMAN MALU SAYA.

Selasa, 18 Juni 2013

soal softskill essay

essay

1. sebutkan faktor" yang mempengaruhi penawaran uang:
jawab: pendapatan, tingkat suku bunga, selera masyarakat, harga barang, fasilitas kredit, dan kekayaan masyarakat

2. materi ini adalah tentang?
jawab: permintaan dan penawaran uang

softskill 2

Faktor-faktor yang mempengaruhi penawaran uang
Ada sejumlah faktor yang mempengaruhi jumlah penawaran uang atau jumlah uang yang beredar di masyarakat. Faktor-faktor tersebut adalah :
1)      Pendapatan
Pendapatan adalah jumlah uang yang diterima oleh masyarakat pada jangka waktu tertentu. Semakin tinggi pendapatan masyarakat, maka semakin besar pula jumlah uang yang beredar di masyarakat. Sebaliknya, bila pendapatan masyarakat rendah, maka semakin kecil pula jumlah uang yang beredar di masyarakat.
2)      Tingkat suku bunga
Tingkat suku bunga dapat mempengaruhi jumlah uang beredar. Bila suku bunga rendah, maka orang cenderung malas untuk menabung di bank. Jumlah uang yang beredar pun akan meningkat. Sebaliknya, bila suku bunga bank tinggi, banyak orang yang tertarik untuk menyimpan uang di bank. Efeknya, jumlah uang yang beredar juga akan berkurang.
3)      Selera masyarakat
Selera masyarakat dapat mempengaruhi jumlah uang yang beredar. Pada saat ada pergantian model atau tren tertentu, permintaan terhadap barang tersebut dapat mempengaruhi jumlah uang yang beredar.
4)      Harga barang
Pada saat harga barang naik, maka peredaran uang akan semakin cepat karena dibutuhkan makin banyak uang untuk membeli barang tersebut.
5)      Fasilitas kredit
Adanya fasilitas kredit dapat mempengaruhi jumlah uang yang beredar di pasar. Jika masyarakat suka akan penggunaan kredit, maka dengan sendirinya penggunaan uang tunai akan berkurang. Begitu juga sebaliknya.
6)      Kekayaan masyarakat
Jumlah uang yang beredar dalam masyarakat semakin besar apabila variasi kekayaan masyarakat sedikit. Sebaliknya, bila masyarakat memiliki banyak pilihan bentuk kekayaan seperti kekayaan dalam bentuk tabungan, saham, tanah, dan lain-lain, maka jumlah uang beredar di masyarakat akan menurun.

Selasa, 02 April 2013

soal softskill pg

pilihan ganda
1. Orang menyimpan uang untuk membayar traksaksi sehari-hari mulai dari sekedar membeli makan hingga ketika berbisnis disebut motif:
a. motif tranksaki
b. motif berjaga-jaga
c. motif spekulasi
d. motif batik
jawaban: a

2. faktor-faktor yang mempengaruhi penawaran uang dari masalah harga disebut faktor:
a. pendapatan
b. tingkat suku bunga
c. selera masyarakat
d. harga barang
jawaban : d

softskill


2.1.5 Permintaan dan Penawaran Uang
Agar perekonomian dapat berjalan dengan baik, harus ada cukup uang untuk membeli barang dan jasa yang dihasilkan oleh ekonomi.
Permintaan uang adalah jumlah uang yang diinginkan oleh seluruh masyarakat untuk mengadakan transaksi pada suatu wilayah dan waktu tertentu.
Penawaran uang adalah jumlah yang ada dan siap beredar untuk keperluan transaksi bagi masyarakat pada suatu wilayah dan waktu tertentu.

Faktor-faktor yang mempengaruhi permintaan uang
Ada banyak hal yang mempengaruhi permintaan akan uang di pasar. Mulai dari kepentingan pemerintah, hingga kepentingan masyarakat. Badan dan lembaga keuangan juga bisa memengaruhi permintaan uang.
Menurut J.M Keynes dalam teorinya, Liquidity Preference, menyebutkan adanya tiga faktor yang mempengaruhi permintaan uang.
1.      Motif transaksi (transaction motive)
Orang menyimpan uang untuk membayar transaksi sehari-hari mulai dari sekedar membeli makan hingga ketika berbisnis. Dengan adanya uang, segala kebutuhan dan usaha dapat dilakukan dengan cepat. Keperluan untuk transaksi tergantung pada pendapatannya. Semakin tinggi pendapatan, maka semakin banyak pula keperluan transaksi.
2.      Motif berjaga-jaga (precautionary motive)
Motif berjaga-jaga merupakan salah satu pendorong mengapa orang menyimpan uang. Motif berjaga-jaga muncul ketika rumah tangga dan perusahaan merasa tidak pasti terhadap penerimaan dan pembayaran. Misalnya, seseorang yang pendapatannya tidak pasti. Ia merasa perlu memiliki uang tunai karena ia tidak selalu memperoleh uang secara berkala, atau bisa saja orang menyimpan uang tunai untuk keperluan mendadak seperti adanya salah satu anggota keluarga yang jatuh sakit atau ada barang yang harus dibeli dengan segera. Kebutuhan uang karena alasan ini semakin meningkat apabila terjadi ketegangan politik dan krisis ekonomi.
3.      Motif spekulasi (speculation motive)
Bila suatu rumah tangga atau perusahaan memegang uang tunai di tangan, ia sebenarnya melepaskan kesempatan untuk memperoleh bunga bila uang itu ditabung atau dibelikan obligasi di pasar modal. Tapi karena suku bunga bisa naik turun, ada risiko yang ditanggung oleh pemilik modal. Karena itu ada orang yang menahan uang agar bisa terhindar dari risiko yang berkaitan dengan harga obligasi, maka disebut saldo spekulasi. Motif untuk menahan uang kas itu disebut sebagai motif spekulasi. Biasanya perusahaan tidak mengambil posisi ekstrim, yaitu menaruh semua uang di pasar modal, atau sebaliknya menyimpan uang di kas seluruhnya. Kebanyakan perusahaan melakukan diversifikasi, artinya ada sebagian kekayaan berapa uang dan ada sebagian berupa obligasi.


Jumat, 04 Januari 2013

perkembangan komunikasi

Perkembangan Komunikasi Pada zaman modern ini sering kali kita jumpai berbagai macam perkembangan teknologi komunikasi baik itu dari media cetak seperti majalah, tabloid dan lain-lain serta dari media elektronik seperti televisi, radio, internet dan lain-lain tapi semua perkembangan teknologi yang kita dapat sekarang hanya merupakan pengembangan dari yang sebelumnya atau kita hanya mengembangakan apa yang telah diciptakan oleh manusia pada masa lampau. Pengertian dari komunikasi itu sendiri adalah suatu proses penyampaian pesan oleh seseorang kepada orang lain. Tujuan dari komunikasi adalah untuk menginformasikan, mempersuasi dan mempengaruhi orang lain dan pada umumnya komunikasi dilakukan dengan menggunakan bahasa lisan dan dalam keadaan face to face. Penyampaian pesan dalam komunikasi dapat disampaikan dalam dua bentuk yaitu verbal dan nonverbal. Menurut Mac luhan dalam teorinya Technological Determinism ia membagi perkembangan teknologi komunikasi kedalam empat periodesasi yaitu tribal age, literate age, print age dan electroni age. Menurut Everett M. Roger perkembangan teknologi komunikasi juga terbagi kedalam empat fase/era yaitu era komunikasi tulisan, era komunikasi cetak, era telekomunikasi dan era komunikasi interaktif dan kali ini saya akan lebih menekankan pada era komunikasi tulisan. Era komunikasi tulisan atau writing era ini telah digunakan dan dipelopori oleh orang-orang sumeria dan perkembangan writing era ini juga didukung oleh penemuan mesin cetak oleh Gutenberg. Manusia pada zaman prasejarah pun sudah dapat memulai proses komunikasi hanya saja proses komunikasi tersebut masih kaku dan sangat sederhana karena mereka hanya menggambar digoa-goa(cave painting) untuk mengekspresikan diri mereka dan menggambarkan suatu hal. Manusia yang hidup pada zaman primitif atau prasejarah cenderung melakukan komunikasi dengan menggunakan telinga, sentuhan dan saling membaui satu sama lain jadi pada zaman primitif ini “hearing is believing”. Jadi mendengarkan, bersentuhan dan membaui lebih dominan dibandingkan dengan visualisasi. Perkembangan teknologi pada zaman prasejarah terbagi menjadi empat tahapan yaitu tahap memori aiding stage, tahap pictorial era periode, tahap ideographic stage dan tahap phonetic stage. Tahap Memori Aiding Stage, pada tahap ini manusia masih bersikap primitif dan mereka umumnya tinggal digua-gua dan kehidupannya pun bersifat nomaden. Mereka menggantungkan kehidupan mereka pada alam. Mereka masih belum mengenal sistem bercocok tanam ataupun berburu binatang. Komunikasi yang terjadi pada tahap ini adalah komunikasi dengan menggunakan body language atau bahasa isyarat karena mereka belum mengetahui teknologi komunikasi yang lain pada tahap ini. Umumnya komunikasi ini terjadi hanya dalam kelompok saja(inter kelompok). Tahap Pictorial Era Periode. Pada tahap ini kehidupan dan sistem komunikasi mereka mengalami kemajuan dibandingkan dengan pada tahap sebelumnya karena komunikasi yang dilakukan tidak hanya sebatas dalam kelompoknya tapi juga telah menyebar pada kelompok-kelompok yang lain walaupun masih sederhana tapi mereka sudah mengenal sistem bercocok tanam, hidup bermasyarakat dan berburu binatang. Diperkirakan oleh para ahli bhawa pada tahap ini masyarakatnya sudah mulai mengenal bahasa verbal atau bahasa ucap walaupun masih dalam bentuk yang sederhana. Kemajuan lainnya yang dicapai oleh masyarakat pada tahap ini adalah dengan ditemukannya penciptaan dan penggunaan lambang-lambang visual sebagai alat bantu proses komunikasi. Alat bantu visual tadi berupa gambar-gambar yang terdapat pada dinding gua. Semua gambar yang terdapat pada dinding gua tersebut menurut analisa ahli arkeologi berasal dari zaman paleolitikum sehingga pada tahap ini manusia selain dapat berkomunikasi secara verbal tapi juga dapat berkomunikasi dengan memformulasikan pesan-pesan yang ingin disampaikan dalam bentuk gambar. Gambar atau lukisan inilah yang disebut dengan pictogram. Tahap Ideographic Stage. Pada tahap ini khususanya dalam bidang komunikasi antar manusia selngkah lebih maju dibandingkan dengan pada tahap sebelumnya. Pada tahap ini dalam sistem hidup bermasyarakat mulai teratur karena mereaka sudah mulai mengenl sistem bangunan, pertanian, pengairan dan komunikasi yang baik dan benar. Jika pada tahap sebelumnya binatang digambarkan sebagai simbol visual lain halnya dengan tahap ini, pada tahap ini orang-orang memformulasikan huruf sebagai simbol visual mereka. Huruf-huruf sebagai alat bantu komunikasi itulah yang disebut dengan ideogram dan pada tahap ini manusia juga telah memiliki peradaban dan kebudayaan yang tinggi selain itu pada tahap ini manusia juga sudah dapat menggunakan bahasa lisan sebagat alat bantu dalam komunikasi secara sempurna. Tahap Phonetic. Tahap ini ditandai dengan penggunaan dan perkembangan alat bantu komunikasi yang semakin baik dalam kehidupan manusia karena pada tahap ini manusia mulai menyusun abjad huruf yang kita kenal dan gunakan sampai sekarang. Seiring dengan perkembangan zaman maka abjad itu menjadi sebuah alphabet. Selain ditemukannya alphabet juga ditemukan sistem komunikasi yang baru yaitu Acta Diurna yang diperkenalkan oleh Yulius Caesar pada 100-44 SM. Acta Diurna adalah sebuah papan tempel yang berisi berbagi informasi-informasi yang ditempelkan ditengah alun-alun kota yang saat ini lebih kita kenal dengan mading, iklan atau poster yang bertujuan untuk menginformasi sekaligus mempersuasi dan mempengaruh orang yang melihatnya. Di China perkembangan komunikasi tulisan ini ditemukan pada berbagai macam tulisan kaligarafi China dan menemukan sistem untuk mencetak tulisan tersebut dalam buku sedangkan di Korea menemukan sistem untuk mencetak tulisan atau huruf-huruf tersebut kedalam logam. Perkembangan teknologi tulisan ini semakin berkembang karena didukung dengan berbagai penemuan mesin cetak yang semakin lama semakin canggih. Sampai sekarang tulisan juga masih berfungsi sebagai salah satu sarana untuk berkomunikasi contoh tulisan yang terdapat pada majalah, koran, internet dll untuk mengkomunikasikan sesuatu dan tanpa adanya tulisan proses komunikasi itu tidak akan terwujud atau contoh konkretnya seperti poster jika poster tidak memiliki tulisan yang berfungsi sebagai isi dari poster tersebut maka poster itu juga tidak akan memiliki daya tarik untuk mempersusasi dan mempengaruhi orang lain yang melihatnya karena yang terpenting dalam poster adalah tulisan/teks(isi), gambar/logo(background) dan judul dari poster itu sendiri. Jika poster tidak memperhatikan unsur-unsur tersebut maka poster tidak akan memiliki exposure apa-apa. Konsep komunikasinya seperti konsep komunkasi menurut Laswell yaitu “Who Says What In Which Channel To Whom With What Effect?”contoh: tulisan mengenai kasus suap Angelina Sondakh yang disebarkan kepada masyarakat melalui channel/media cetak(majalah, koran dll) dan setelah masyarakat membacanya maka masyarakat mulai menunjukkan bahwa mereka pro atau contra terhadap kasus tersebut. Tulisan atau literatur ini sangat berperan dalam proses komunikasi contoh konkretnya bagi orang-orang yang tunawicara tidak dapat berkomunikasi secara lisan namun mereka mampu mengungkapkannya dalam bentuk tulisan sehingga orang lain pun dapat memahami dan berkomunikasi dengan mereka. Jadi kesimpulannya, tulisan itu berfungsi/berperan sebagai salah satu media untuk berkomunikasi baik itu melalui media cetak ataupun elektronik. Tulisan ini juga mengalami banyak perubahan dari zaman masyarkat prasejarah hingga masyarakat zaman modern.

pengertian jenis dan pengawasan


Pengawasan adalah proses dalam menetapkan ukuran kinerja dan pengambilan tindakan yang dapat mendukung pencapaian hasil yang diharapkan sesuai dengan kinerja yang telah ditetapkan tersebut. Controlling is the process of measuring performance and taking action to ensure desired results. Pengawasan adalah proses untuk memastikan bahwa segala aktifitas yang terlaksana sesuai dengan apa yang telah direncanakan . The process of ensuring that actual activities conform the planned activities.

Menurut Winardi “Pengawasan adalah semua aktivitas yang dilaksanakan oleh pihak manajer dalam upaya memastikan bahwa hasil aktual sesuai dengan hasil yang direncanakan”. Sedangkan menurut Basu Swasta  “Pengawasan merupakan fungsi yang menjamin bahwa kegiatan-kegiatan dapat memberikan hasil seperti yang diinginkan”. Sedangkan menurut Komaruddin “Pengawasan adalah berhubungan dengan perbandingan antara pelaksana aktual rencana, dan awal Unk langkah perbaikan terhadap penyimpangan dan rencana yang berarti”.

Pengawasan adalah suatu upaya yang sistematik untuk menetapkan kinerja standar pada perencanaan untuk merancang sistem umpan balik informasi, untuk membandingkan kinerja aktual dengan standar yang telah ditentukan, untuk menetapkan apakah telah terjadi suatu penyimpangan tersebut, serta untuk mengambil tindakan perbaikan yang diperlukan untuk menjamin bahwa semua sumber daya perusahaan atau pemerintahan telah digunakan seefektif dan seefisien mungkin guna mencapai tujuan perusahaan atau pemerintahan. Dari beberapa pendapat tersebut diatas dapat ditarik kesimpulan bahwa pengawasan merupakan hal penting dalam menjalankan suatu perencanaan. Dengan adanya pengawasan maka perencanaan yang diharapkan oleh manajemen dapat terpenuhi dan berjalan dengan baik.

Pengawasan pada dasarnya diarahkan sepenuhnya untuk menghindari adanya kemungkinan penyelewengan atau penyimpangan atas tujuan yang akan dicapai. melalui pengawasan diharapkan dapat membantu melaksanakan kebijakan yang telah ditetapkan untuk mencapai tujuan yang telah direncanakan secara efektif dan efisien. Bahkan, melalui pengawasan tercipta suatu aktivitas yang berkaitan erat dengan penentuan atau evaluasi mengenai sejauhmana pelaksanaan kerja sudah dilaksanakan. Pengawasan juga dapat mendeteksi sejauhmana kebijakan pimpinan dijalankan dan sampai sejauhmana penyimpangan yang terjadi dalam pelaksanaan kerja tersebut.
Konsep pengawasan demikian sebenarnya menunjukkan pengawasan merupakan bagian dari fungsi manajemen, di mana pengawasan dianggap sebagai bentuk pemeriksaan atau pengontrolan dari pihak yang lebih atas kepada pihak di bawahnya.” Dalam ilmu manajemen, pengawasan ditempatkan sebagai tahapan terakhir dari fungsi manajemen. Dari segi manajerial, pengawasan mengandung makna pula sebagai:
pengamatan atas pelaksanaan seluruh kegiatan unit organisasi yang diperiksa untuk menjamin agar seluruh pekerjaan yang sedang dilaksanakan sesuai dengan rencana dan peraturan.”
atau
suatu usaha agar suatu pekerjaan dapat dilaksanakan sesuai dengan rencana yang telah ditentukan, dan dengan adanya pengawasan dapat memperkecil timbulnya hambatan, sedangkan hambatan yang telah terjadi dapat segera diketahui yang kemudian dapat dilakukan tindakan perbaikannya.”
Sementara itu, dari segi hukum administrasi negara, pengawasan dimaknai sebagai
proses kegiatan yang membandingkan apa yang dijalankan, dilaksanakan, atau diselenggarakan itu dengan apa yang dikehendaki, direncanakan, atau diperintahkan.”
Hasil pengawasan ini harus dapat menunjukkan sampai di mana terdapat kecocokan dan ketidakcocokan dan menemukan penyebab ketidakcocokan yang muncul. Dalam konteks membangun manajemen pemerintahan publik yang bercirikan good governance (tata kelola pemerintahan yang baik), pengawasan merupakan aspek penting untuk menjaga fungsi pemerintahan berjalan sebagaimana mestinya. Dalam konteks ini, pengawasan menjadi sama pentingnya dengan penerapan good governance itu sendiri.

Dalam kaitannya dengan akuntabilitas publik, pengawasan merupakan salah satu cara untuk membangun dan menjaga legitimasi warga masyarakat terhadap kinerja pemerintahan dengan menciptakan suatu sistem pengawasan yang efektif, baik pengawasan intern (internal control) maupun pengawasan ekstern (external control). Di samping mendorong adanya pengawasan masyarakat (social control).
Sasaran pengawasan adalah temuan yang menyatakan terjadinya penyimpangan atas rencana atau target. Sementara itu, tindakan yang dapat dilakukan adalah:
a.    mengarahkan atau merekomendasikan perbaikan;
b.    menyarankan agar ditekan adanya pemborosan;
c.    mengoptimalkan pekerjaan untuk mencapai sasaran rencana.

Pada dasarnya ada beberapa jenis pengawasan yang dapat dilakukan, yaitu:
1.      Pengawasan Intern dan Ekstern
Pengawasan intern adalah pengawasan yang dilakukan oleh orang atau badan yang ada di dalam lingkungan unit organisasi yang bersangkutan.” Pengawasan dalam bentuk ini dapat dilakukan dengan cara pengawasan atasan langsung atau pengawasan melekat (built in control) atau pengawasan yang dilakukan secara rutin oleh inspektorat jenderal pada setiap kementerian dan inspektorat wilayah untuk setiap daerah yang ada di Indonesia, dengan menempatkannya di bawah pengawasan Kementerian Dalam Negeri.
Pengawasan ekstern adalah pemeriksaan yang dilakukan oleh unit pengawasan yang berada di luar unit organisasi yang diawasi. Dalam hal ini di Indonesia adalah Badan Pemeriksa Keuangan (BPK), yang merupakan lembaga tinggi negara yang terlepas dari pengaruh kekuasaan manapun. Dalam menjalankan tugasnya, BPK tidak mengabaikan hasil laporan pemeriksaan aparat pengawasan intern pemerintah, sehingga sudah sepantasnya di antara keduanya perlu terwujud harmonisasi dalam proses pengawasan keuangan negara. Proses harmonisasi demikian tidak mengurangi independensi BPK untuk tidak memihak dan menilai secara obyektif aktivitas pemerintah.

2.      Pengawasan Preventif dan Represif
Pengawasan preventif lebih dimaksudkan sebagai, “pengawasan yang dilakukan terhadap suatu kegiatan sebelum kegiatan itu dilaksanakan, sehingga dapat mencegah terjadinya penyimpangan.” Lazimnya, pengawasan ini dilakukan pemerintah dengan maksud untuk menghindari adanya penyimpangan pelaksanaan keuangan negara yang akan membebankan dan merugikan negara lebih besar. Di sisi lain, pengawasan ini juga dimaksudkan agar sistem pelaksanaan anggaran dapat berjalan sebagaimana yang dikehendaki. Pengawasan preventif akan lebih bermanfaat dan bermakna jika dilakukan oleh atasan langsung, sehingga penyimpangan yang kemungkinan dilakukan akan terdeteksi lebih awal.
Di sisi lain, pengawasan represif adalah “pengawasan yang dilakukan terhadap suatu kegiatan setelah kegiatan itu dilakukan.” Pengawasan model ini lazimnya dilakukan pada akhir tahun anggaran, di mana anggaran yang telah ditentukan kemudian disampaikan laporannya. Setelah itu, dilakukan pemeriksaan dan pengawasannya untuk mengetahui kemungkinan terjadinya penyimpangan.

3.      Pengawasan Aktif dan Pasif
Pengawasan dekat (aktif) dilakukan sebagai bentuk “pengawasan yang dilaksanakan di tempat kegiatan yang bersangkutan.” Hal ini berbeda dengan pengawasan jauh (pasif) yang melakukan pengawasan melalui “penelitian dan pengujian terhadap surat-surat pertanggung jawaban yang disertai dengan bukti-bukti penerimaan dan pengeluaran.” Di sisi lain, pengawasan berdasarkan pemeriksaan kebenaran formil menurut hak (rechmatigheid) adalah “pemeriksaan terhadap pengeluaran apakah telah sesuai dengan peraturan, tidak kadaluarsa, dan hak itu terbukti kebenarannya.” Sementara, hak berdasarkan pemeriksaan kebenaran materil mengenai maksud tujuan pengeluaran (doelmatigheid) adalah “pemeriksaan terhadap pengeluaran apakah telah memenuhi prinsip ekonomi, yaitu pengeluaran tersebut diperlukan dan beban biaya yang serendah mungkin.”

4.      Pengawasan kebenaran formil menurut hak (rechtimatigheid) dan pemeriksaan kebenaran materiil mengenai maksud tujuan pengeluaran (doelmatigheid).
Dalam kaitannya dengan penyelenggaraan negara, pengawasan ditujukan untuk menghindari terjadinya “korupsi, penyelewengan, dan pemborosan anggaran negara yang tertuju pada aparatur atau pegawai negeri.” Dengan dijalankannya pengawasan tersebut diharapkan pengelolaan dan pertanggung jawaban anggaran dan kebijakan negara dapat berjalan sebagaimana direncanakan.